JAKARTA— Langkah strategis tengah ditempuh PT Multi Makmur Lemindo Tbk. (PIPA) untuk memperkuat arah bisnis jangka panjang perseroan.
Emiten ini menyiapkan sejumlah aksi korporasi berupa penerbitan obligasi dan penambahan modal melalui rights issue, seiring transformasi bisnis yang sedang dijalankan. Perubahan arah usaha ini menandai babak baru PIPA dalam memperluas peran di sektor energi nasional, khususnya pengembangan ekosistem minyak dan gas terintegrasi.
Transformasi tersebut menjadi bagian dari upaya perseroan menyesuaikan diri dengan dinamika industri serta kebutuhan strategis nasional dalam memperkuat ketahanan energi. Dari yang sebelumnya berfokus sebagai entitas manufaktur berbasis PVC, PIPA kini bergerak menuju holding investasi dengan konsentrasi pada sektor energi. Langkah ini dinilai sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam memperkuat infrastruktur energi domestik dan memastikan keberlanjutan pasokan.
Perubahan Arah Bisnis dan Kepemilikan
Direktur Utama PT Multi Makmur Lemindo Tbk. Imanuel Kevin Mayola menjelaskan bahwa transformasi tersebut tidak terlepas dari perubahan struktur kepemilikan saham perseroan. Masuknya PT Morris Capital Indonesia (MCI) sebagai pemegang saham pengendali baru menjadi faktor penting dalam percepatan perubahan fundamental PIPA.
“Kami optimistis bahwa rangkaian aksi korporasi ini akan menjadi katalis positif bagi peningkatan nilai Perseroan dalam jangka menengah hingga panjang, termasuk potensi pertumbuhan kapitalisasi pasar,” ujar Imanuel Kevin Mayola.
Manajemen PIPA memaparkan bahwa sejak Oktober 2025, kendali perusahaan secara resmi telah beralih ke PT Morris Capital Indonesia. Proses pengalihan tersebut diikuti dengan langkah lanjutan berupa Penawaran Tender Wajib atau Mandatory Tender Offer yang saat ini masih berjalan dan ditargetkan selesai pada awal 2026. Struktur kepemilikan saham PIPA saat ini mencerminkan keseimbangan antara kepentingan pengendali dan publik, dengan porsi saham MCI sebesar 49,92 persen dan saham publik mencapai 50,08 persen.
Komposisi tersebut, menurut manajemen, menunjukkan komitmen perseroan untuk tetap menjaga kepemilikan publik yang signifikan sekaligus membuka ruang partisipasi investor dalam proses transformasi bisnis ke depan.
Fondasi Transformasi Menuju Sektor Energi
Sebagai pijakan utama transformasi, PIPA telah menyusun sejumlah inisiatif strategis yang direncanakan berjalan pada 2026. Salah satu fokus utama adalah investasi pada aset pengolahan minyak dan gas dengan estimasi nilai mencapai Rp300 miliar. Investasi ini diproyeksikan menjadi sumber pendapatan utama perseroan dalam jangka panjang, dengan potensi margin yang lebih baik dibandingkan bisnis sebelumnya.
“Investasi ini diharapkan menjadi sumber pendapatan utama jangka panjang dengan margin yang lebih baik,” tutur Imanuel.
Melalui pengembangan aset pengolahan migas, PIPA berharap dapat mengambil peran lebih besar dalam rantai nilai industri energi nasional, sekaligus memperkuat daya saing perseroan di tengah kebutuhan energi yang terus meningkat.
Strategi Pendanaan dan Penguatan Infrastruktur
Untuk mendukung rencana ekspansi tersebut, PIPA menyiapkan skema pendanaan eksternal melalui penerbitan obligasi. Dalam tahap awal, perseroan berencana menerbitkan obligasi dengan nilai sekitar Rp460 miliar. Dana hasil penerbitan obligasi ini akan difokuskan pada penguatan logistik dan infrastruktur energi, termasuk transportasi, penyimpanan, serta distribusi minyak dan gas.
Penguatan infrastruktur dinilai menjadi faktor krusial dalam menciptakan efisiensi operasional dan memastikan kelancaran pasokan energi. Dengan dukungan pendanaan yang memadai, perseroan menargetkan terbentuknya sistem logistik yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Selain itu, PIPA juga menyiapkan strategi ekspansi perdagangan melalui rencana akuisisi perusahaan afiliasi di sektor perdagangan migas. Rencana ekspansi ini akan didukung dengan penerbitan obligasi tambahan dengan nilai hingga Rp200 miliar. Akuisisi tersebut diharapkan mampu memperluas jaringan usaha perseroan sekaligus menciptakan sumber pendapatan berulang.
Penguatan Struktur Usaha Jangka Panjang
Serangkaian aksi korporasi yang disiapkan PIPA tidak hanya berfokus pada pertumbuhan aset, tetapi juga diarahkan untuk memperbaiki struktur margin dan memperkuat posisi perseroan dalam rantai pasok industri energi nasional. Dengan portofolio usaha yang lebih terdiversifikasi, PIPA menargetkan terciptanya model bisnis yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Manajemen menilai bahwa transformasi ini menjadi langkah penting dalam meningkatkan daya tarik perseroan di mata investor, seiring potensi pertumbuhan sektor energi yang masih terbuka lebar di Indonesia.
Penyesuaian Tata Kelola dan Rencana Korporasi
Sebagai bagian dari penyesuaian organisasi pasca-akuisisi, PIPA juga merencanakan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada Februari 2026. Rapat tersebut akan membahas sejumlah agenda penting, termasuk perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi.
Selain itu, RUPSLB juga akan dimintai persetujuan awal terkait rencana penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau rights issue. Aksi korporasi ini ditargetkan dapat dilaksanakan pada kuartal ketiga 2026, sebagai bagian dari strategi pendanaan jangka menengah perseroan.
Melalui langkah-langkah tersebut, PIPA berharap dapat membangun fondasi usaha yang lebih kuat, adaptif, dan siap menghadapi tantangan industri energi di masa mendatang. Transformasi bisnis yang dijalankan pun diharapkan mampu memberikan nilai tambah berkelanjutan bagi pemegang saham serta mendukung upaya nasional dalam memperkuat ketahanan energi.